Yuk Mengenal Sejarah Bulan Ramadhan

Yuk Mengenal Sejarah Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan biasa disebut dengan bulan puasa yang dilaksankan setahun sekali. Puasa sendiri adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, jima’ (bercampur antara suami dan istri), dan lain-lain yang telah diperintahkan kepada kita untuk menahannya, sepanjang hari menurut cara yang disyariatkan.

Secara harfiah, ibadah puasa Ramadhan dilakukan sepanjang bulan suci Ramadhan, dengan jumlah 29 hingga 30 hari. Puasa merupakan rukun islam yang ketiga yang mewajibkan melaksanakan ibadah puasa bagi umat Muslim. 

Dituliskan dalam buku Jami’ Al-Bayan oleh Imam At-Thobari bahwa Muadz bin Jabal r.a. berkata: Ketika Rasulullah SAQ datang ke Mekkah maka puasa yang dilakukan oleh beliau adalah puasa Asyura dan puasa tiga hari pada setiap bulannya.

 

Bagaimana Sejarah Bulan Ramadhan?

Sejarah Bulan Ramadhan sudah ada sejak tahun 2 Hijriyah. Allah telah mewajibkan umat Islam untuk berpuasa pada Bulan Ramadhan yang tertulis pada Al-Quran yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Qs. Al-Baqarah: 183).

Sebelum adanya ayat yang mewajibkan puasa, umat Islam biasanya melaksana berpuasa pada hari Asyura 10 Muharram. Saat Nabi Mumhammad SAW tiba di Madinah setelah hijrah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa setiap tanggal tersebut.

Rasulullah bertanya kepada kaum Yahudi mengapa mereka berpuasa. Orang-orang Yahudi kemudian menjawab bahwa pada 10 Muharram merupakan hari di mana Allah menyelamatkan Nabi Musa a.s. dan kaumnya dari kejaran Firaun.

Sesampainya Nabi Muhammad SAW di Madinah juga berpuasa pada hari tersebut dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa pada hari itu pula. Lalu ketika perintah puasa Ramadhan turun, maka puasa ‘Asyura ditinggalkan. Dan saat itu Qs Al Baqarah ayat 183 turun untuk memperintahkan umat Islam menjalankan Puasa Ramadhan. 

Saat pertama kali menjalankan ibadah puasa, umat Islam diwajibkan berpuasa dari waktu Subuh sampai waktu Magrib. Setelah berbuka, mereka diperbolehkan makan, minum, dan melakukan hubungan suami-istri hingga waktu Subuh di hari berikutnya tiba. Namun setelah itu, mereka tidak boleh makan dan minum hingga tiba saatnya berbuka.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Qs Al Baqarah : 185)

Tidak ditemukan penjelasan mengenai alasan mengapa puasa diwajibkan pada Bulan Ramadhan dan bukan di bulan-bulan lainnya. Namun memang di bulan kesembilan dalam kalender Hijriah ini terdapat peristiwa-peristiwa penting seperti turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad pada 17 Ramadhan dan adanya malam Lailatul Qadar.

 

Syarat Wajib Puasa Ramadhan

Berikut ini syarat wajib untuk menjalankan puasa Ramadhan yang baik dan benar:

  • Mempunyai keyakinan Islam atau beragama Islam
  • Telah melalui masa baligh atau telah mencapai umur dewasa
  • Mempunyai akal
  • Sehat jasmani dan rohani
  • Bukan seorang musafir atau sedang melakukan perjalanan jauh
  • Suci dari haid dan nifas
  • Mampu atau kuat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan

 

Hal-hal yang Memperbolehkan untuk Tidak Berpuasa atau Membatalkan Puasa

  • Dalam perjalanan jauh
  • Orang tua berusia lanjut
  • Dalam keadaan sakit
  • Wanita menyusui dan hamil

 

Hikmah Puasa Ramadhan

  • Melatih kesabaran
  • Membentuk akhlaqul karimah
  • Memengaruhi kondisi fisik menjadi sehat
  • Menimbulkan rasa syukur
  • Meningkatkan ketakwaan dalam diri seseorang
  • Membersihkan diri dari dosa-dosa
  • Membiasakan diri hidup hemat

Nabi Muhammad bersabda, “Amalan ibadah yang dilaksanakan di bulan Ramadhan akan dilipat gandakan. Umat muslim pun berlomba-lomba melaksanakan ibadah untuk meraih pahala di bulan suci ini” HR. Bukhari.

Barang siapa yang dengan sengaja tanpa alasan tidak mau berpuasa mereka boleh tidak berpuasa, asalkan menggantinya dengan fidyah. Maka tidak ada alasan lagi untuk tidak berpuasa, walaupun Allah tetap memberikan keringan bagi mereka yang sakit, dalam perjalanan dan lanjut usia untuk tidak berpuasa dengan cara menggantinya, baik dengan cara puasa qadha atau dengan fidyah.

Saat bulan Ramadhan, kita sebagai umat Islam menjalankan ibadah shalat Tarawih. Shalat Tarawih adalah amalan shalat malam yang hanya dikerjakan selama bulan Ramadhan. Salat Tarawih ini termasuk amalan yang dilakukan untuk menghidupkan malam Ramadhan atau disebut dengan Qiyamu Ramadhan.

Ada dua pendapat mengenai jumlah rakaat dalam salat Tarawih. Pendapat pertama mengatakan jumlah rakaatnya 20, ditambah dengan 3 rakaat salat Witir, maka menjadi 23. Sementara pendapat kedua, adalah 8 rakaat. Bukan hanya Shalat Tarawih, tetapi umat Islam juga menjalankan mengaji sesudah shalat tarawih dengan target khatam 30 Juz

Hari yang paling ditunggu umat Islam yaitu Idul Fitri hari raya Islam. Perayaan Idul Fitri akan berlangsung selama dua hingga tiga hari, di mana pada pagi hari di hari pertama Idul Fitri umat Islam akan melakukan sholat Ied. Di saat yang bersamaan umat Islam akan saling mengucapkan selamat Idul Fitri dengan berjabat tangan dan pelukan formal.

Fashion yang digunakan pun sangat beragam. fashion pria ada yang menggunakan baju koko, sarung, peci atau kopiah dan fashion pun juga tidak kalah keren. Disaat Idul Fitri kebanyakan pria menggunakan peci yang berwarna hitam polos, putih polos. Untuk tampil lebih keren dan sylish saat Idul Fitri menggunakan Peci Batik Jogokariyan, disini kami menawarkan banyak sekali motif batik yang tidak kalah kerennya dan tampil beda dengan yang lain.

Untuk pembeliannya pun mudah. Anda tidak perlu jauh-jauh beli ke Jogokariyan, Yogyakarta. Anda cukup mengambil handphone dan memesan melalui Instagram @pecijogokariyan, Shopee, dan WhatsApp ke nomor 62857-2713-4124. Dengan memesan melalui platform tersebut, Anda mendapatkan Peci Batik Jogokariyan yang keren dan beda dari yang lain.

Nah, itu dia sejarah singkat bulan Ramadhan. Kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa karena merupakan rukun Islam ketiga yang wajib dikerjakan. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *