Begini Lho, Asal-Usul di Balik Nama Malioboro

Begini Lho, Asal-Usul di Balik Nama Malioboro

Tidak mungkin Anda tidak mengetahui Malioboro, suatu kawasan wisata terkenal yang berada di tengah kota Yogyakarta. Bahkan, wisatawan dianggap belum sampai Yogyakarta jika tidak menginjakkan kaki di Malioboro. Di balik indahnya Malioboro, ada sejarah panjang bagaimana kawasan wisata ini disebut dengan Malioboro.

Malioboro merupakan ikon wisata Jogja yang telah melegenda hingga luar negeri. Bahkan, seniman-seniman papan atas negeri ini pun banyak lahir di Yogyakarta ini. Walau namanya telah menjadi legenda hingga seantero dunia, sejarah nama Malioboro sendiri sampai sekarang masih menjadi kontroversi.

Penamaan Malioboro ternyata berawal dari kebiasaan sederhana masyarakat Jogja. Ketika banyak tempat dan jalan pada zaman dahulu belum mempunyai nama, masyarakat Jawa terutama Yogyakarta dengan mudah menamai tempat menurut karakter dan kejadian paling terkenal di daerah atau jalan tersebut. Hal itu juga terjadi dengan sejarah nama “Malioboro”.

Berawal dengan adanya Kraton Yogyakarta yang berdiri pada abad ke 18, Jalan Malioboro saat itu merupakan jalan tanah tanpa nama. Jalan Malioboro dibuat untuk menghubungkan Kraton Yogyakarta dengan Tugu yang membentuk garis imajiner lurus dengan Gunung Merapi. Malioboro zaman dahulu berada di tengah-tengah sawah dan rumah penduduk warga.

Hingga akhirnya pada tahun 1912, kerajaan Inggris di bawah pimpinan Tim Hannigan Raffles menyerang  kesultanan Yogyakarta yang saat itu dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono II. Demi menggugah semangat pasukan Inggris melawan pasukan Yogyakarta pada saat itu, Raffles menanamkan jiwa seorang kepahlawanan kerajaan Inggris.

Raffles menggantikan namanya dengan John Churchill yang bergelar Dutch of Malbourgh. Dutch of Malbourgh merupakan panglima kerajaan Inggris yang mengalahkan pasukan kerajaan Spanyol dan Prancis dalam puluhan pertempuran. Keberanian dan kegembiraan itulah yang membuat Dutch of Malbourgh berani melawan pasukan kesultanan Yogyakarta.

Kraton

Maka dari itu, warga Yogyakarta tidak asing dengan kata Malbourgh. Tokoh-tokoh barat seperti Malbourgh ada yang memperkuat dengan istilah Malboro yang menjadi simbol oleh warga Jogja. Seringnya pasukan Malbourgh melintasi jalan tanpa nama menuju pusat kota, lalu warga Jogja menamai jalani dengan nama Malbor.

Awalnya, jalan ini diberi nama malbourg atau malbor lalu diubah menjadi Malioboro karena orang Jawa susah menyebutkannya dengan bahasa Belanda dan Inggris. Penamaan secara spontan itu berlangsung terus hingga Belanda datang menguasai Yogyakarta melalui perjanjian London pada tahun 1824 hingga pasca Indonesia merdeka.

Baca juga: Apa sih Keunggulan Peci Batik Jogokariyan?

Ada beberapa bangunan yang dibangun oleh penjajah dari Inggris di sekitar kawasan Malioboro ini:

  1.     Jalan Malioboro
  2.     Benteng Vredeburg
  3.     The Dutch Governor’s Residence
  4.     Java Bank

Keberadaan benteng dan kantor tersebut membuat Jalan Malioboro sebagai jalan utama. Selain itu, Jalan Malioboro juga mulai digunakan sebagai tempat perdagangan orang-orang Tionghoa dengan orang-orang Belanda.

Dalam catatan sejarah, Jalan Malioboro tidak hanya menjadi kawasan perdagangan, tapi juga pernah menjadi saksi pertempuran TNI melawan Belanda. Pertempuran tersebut dinamakan sebagai Pertempuran 1 Maret 1949. Pada peristiwa itu, TNI berhasil merebut Yogyakarta selama enam jam. Meskipun singkat, tetapi peristiwa tersebut sangat penting karena TNI membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia masih memiliki tentara yang kuat.

Sekarang, Jalan Malioboro sudah berkembang dengan pesat. Jalan itu tidak hanya menjadi jalan biasa yang dilalui kendaraan, tapi juga menjadi tempat wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Bagi sebagian orang, Yogyakarta memang indah, manis, dan romantis. Tapi, Anda juga perlu mengenal sebagian fakta menarik tentang Yogyakarta, salah satunya tentang asal-usul nama Malioboro ini.